Dapat Ganti Rugi Proyek Tol Jogja, Rp17 sampai Rp22 M, Sederet Warga Mendadak Kaya Jadi Miliarder

· 7 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Proyek Tol Jogja

Dapat Ganti Rugi Proyek Tol Jogja, Rp17 sampai Rp22 M, Sederet Warga Mendadak Kaya Jadi Miliarder

Dapat ganti rugi pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Jogja-Bawen, sederet warga Jawa Tengah mendadak jadi miliarder.

Ada seorang petani yang mendapat ganti rugi sebanyak Rp17,6 miliar.

Lalu ada juga yang dapat Rp11,5 miliar dari tanah warisan orang tua.

Petani tersebut adalah Widodo Guritno (66) asal Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang.

Ia menerima uang ganti rugi (UGR) lahannya untuk pembangunan tol Jogja-Bawen senilai Rp17,6 miliar.

Widodo akhirnya senang, meski awalnya dia merasa tidak cocok jika tanah warisan dari orang tuanya tersebut kena proyek tol.

Di keluarga, Widodo enam bersaudara, dua kakaknya sudah meninggal dunia.

Widodo anak bungsu dan kakaknya merantau di Jakarta.

Selama ini lahan yang terdampak tol di wilayah Desa Tampir Kulon, Candimulyo, tersebut ditanami padi oleh Widodo.

Lahan tersebut terdiri dua bidang, satu bidang luasnya 515 meter persegi menerima UGR sebesar Rp398 juta.

Satu bidang lagi luasnya 5.179 meter persegi dan menerima UGR Rp17,2 miliar.

Ia mengungkapkannya di sela pembayaran UGR di Balai Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Magelang, Selasa (10/9/2024).

"Awalnya enggak cocoklah (tanah terkena tol). Misalnya enggak jadi, enggak apa-apa, tapi berhubung ini proyek negara ya dukunglah."

"Akhir-akhirnya, ya namanya orang kampung (mendukung)," kata Widodo saat ditemui Tribun Jogja.

Selama ini lahan yang terdampak tol di wilayah Desa Tampir Kulon, Candimulyo, tersebut ditanami padi oleh Widodo.

Lahan tersebut terdiri dua bidang, satu bidang luasnya 515 meter persegi menerima UGR sebesar Rp398 juta.

Satu bidang lagi luasnya 5.179 meter persegi dan menerima UGR Rp17,2 miliar.

Ia mengungkapkannya di sela pembayaran UGR di Balai Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Magelang, Selasa (10/9/2024).

"Awalnya enggak cocoklah (tanah terkena tol). Misalnya enggak jadi, enggak apa-apa, tapi berhubung ini proyek negara ya dukunglah."

"Akhir-akhirnya, ya namanya orang kampung (mendukung)," kata Widodo saat ditemui Tribun Jogja.

Mengikuti saran pamannya, Widodo akan menggunakan uang tersebut untuk membeli sawah lagi.

Keluarganya memasrahkan pengurusan pembayaran UGR kepadanya.

Lahan yang terkena proyek tol tersebut berupa sawah, bangunan rumah, dan lahan yang ditanami bambu.

"Saya kan tinggalnya di sawah, terus ada lagi namanya perengan tempat bambu-bambu. Itu (tempat bambu) cuma sedikit terkenanya. Yang banyak sawah," kata bapak tiga anak tersebut.

Kepala BPN Kabupaten Magelang A Yani mengatakan, pada Selasa (10/9/2024), memang ada penyerahan UGR untuk lima desa di dua Kecamatan dengan keseluruhan 64 bidang dan luasnya 5,1 hektare.

"Nilai ganti rugi hari ini Rp94,2 miliar. Tapi, hari ini ada satu retur karena meninggal dunia (proses dari awal)," kata Yani, Selasa (10/9/2024).

Untuk 64 bidang pembayaran UGR meliputi Kecamatan Mungkid terdiri Desa Pagersari 11 bidang dan Desa Senden 4 bidang. Adapun Kecamatan Candimulyo meliputi Podosoko 2 bidang, Tampirkulon 23 bidang, dan Desa Sidomulyo 23 bidang.

Lalu sosok warga lain yang mendadak jadi miliarder ialah seorang perempuan bernama Nurul Akmal warga Magelang, Jawa Tengah.

Nurul Akmal mendapatkan uang sebanyak Rp11,5 miliar atas ganti rugi pembebasan lahannya untuk pembangunan tol Jogja-Bawen.

Diketahui jika tanah warisan dari orang tuanya di Desa Pagersari, Kecamatan Mungkid, Magelang, harus diserahkan kepada negara karena akan dibangun tol.

Ia awalnya merasa sedih karena hal tersebut merupakan peninggalan orang tuanya.

Akan tetapi ia juga merasa bahagia setelah mengetahui menerima uang ganti rugi (UGR).

Nurul Akmal saat itu mendapat bayaran sekitar Rp700 juta pada awal Januari 2024 untuk sebidang tanah. Sementara dalam pembebasan kali ini, ada satu bidang seluas 1.225 meter persegi dengan nilai ganti rugi Rp3,3 miliar.

Kemudian satu bidang tanah seluas 2.633 meter persegi dengan nominal Rp7,5 miliar. Sehingga totalnya mencapai Rp11,5 miliar.

"Kalau saya, ya senang-senang saja. Tanah warisan orang tua, yang dibagi di antara enam bersaudara."

"Ada tiga bidang, satu bidang sudah dibayar sekitar Rp700 juta pada awal Januari. Kini, tinggal dua bidang lagi," ujar Nurul Akmal, melansir Tribun Jogja.

"UGR ini akan dibagi untuk kebutuhan masing-masing dari enam bersaudara. Jadi, masing-masing akan memanfaatkan sesuai kebutuhan mereka," sambungnya.

Senada, Stevanus Ardio Rahardjo juga mendapat untung besar berkat ganti rugi Tol Jogja-Bawen.

Warga Desa Keji, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mendapat ganti rugi lebih dari 2 kali lipat dari harga beli.

Stevanus menerima UGR trase Tol Jogja-Bawen seksi II sebesar Rp22 miliar, padahal ia sebelumnya membeli lahan tersebut dengan harga di bawah Rp10 miliar.

Lahan milik Stevanus yang terdampak pembangunan jalan tol tersebut berupa tanah kering seluas 5.532 meter persegi.

Ia mengaku tidak menduga tanahnya mendapatkan nilai pembayaran fantastis.

Sebab pada tahun 2020, ia membelinya dengan harga di bawah Rp10 miliar.

"Tidak menduga, ya enggak menduga juga dapat nilai segini. Bersyukur puji Tuhan dapat nilai ganti rugi segini," paparnya.

Menurut Stevanus, awalnya ia berniat menjadikan lahan tersebut sebagai gudang penyimpanan tembakau. Namun urung dilakukan sebab diketahui terkena trase Tol Jogja-Bawen.

"Awalnya mau kami pakai gudang, gudang penyimpanan tembakau."

"Tetapi di tengah jalan waktu ajuin izin kok kena trase tol. Jadi, terus kami berhentikanlah pengurusan izinnya.”

"Kalau sekarang posisi tanahnya itu cuma kebun. Dan, ada bangunan kayak joglo gitu aja," tuturnya, dikutip dari Kompas.com. Nantinya, lanjut dia, UGR yang diterimanya akan digunakan untuk membeli tanah lagi.

Sebab dua lokasi gudang penyimpanan tembakau miliknya sama-sama diterjang Tol Jogja-Bawen.

"Kalau kehilangan tanah, ya cari tanah lagi buat usaha lagi lah. Karena kami juga ada gudang lain yang kena trase tol juga.”

"Yang satunya itu sekitar 800 meter persegi, itu belum pembayaran. Itu wilayahnya sama, di Desa Keji juga. Itu satu rumah dengan jalan, dan ada bangunan gudang juga," paparnya.

Ia mengaku telah mencari lahan pengganti untuk keberlangsungan usahanya tersebut.

"Sudah dapat (tanah), ya masih di Muntilan juga kok. Di daerah pasar hewan. Ya untuk gantinya ini," pungkasnya


sumber artikel : suksesslot

Logo
Copyright © 2024 Satu Berita. All rights reserved.