Saat teknologi seharusnya jadi pelita, malah jadi alat perang—Big Tech seperti Google, Microsoft, Amazon, Palantir, dan IBM sepertinya lebih lihai menghitung ROI daripada nyawa.
📈 “Ekonomi Genosida”: Karena Bunuh Rakyat Itu Menguntungkan?
Menurut laporan terbaru Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese, lebih dari 60 perusahaan—termasuk raksasa teknologi—diduga ikut menyokong aksi militer Israel di Gaza. Menurutnya, “genosida Israel terus berlanjut — karena menguntungkan bagi banyak orang”
☁️ Google dan Amazon: Dari Nimbus ke ‘Nightmare’
- Proyek Nimbus senilai US$1,2 miliar, disodorkan Google & Amazon sejak 2021 — menjual teknologi cloud & AI ke militer Israel
- Teknologi mereka dipakai untuk facial recognition, image tracking, hingga sentiment analysis, yang dituduh memperkaya “rezim perizinan diskriminatif” Israel
🧠 Microsoft & OpenAI: Saat Azure Mirip Artileri
- Azure dan AI engine lain diduga dipakai IDF untuk menentukan target serangan udara, bahkan ada sistem AI bernama “Lavender” yang dikelola lewat layanan Microsoft
- Departemen pertahanan Israel justru jadi klien terbesar kedua Microsoft
🕵️ Palantir: Big Data, Bigger Destruction
- Palantir memberi teknologi intelijen militer prediktif sejak Januari 2024 — CEO Alex Karp bahkan menyatakan produknya laris manis di Tel Aviv
- Sistem mereka kini memroses data real-time, membuat “daftar target” otomatis—alias algoritma untuk membunuh
🏗️ IBM & Rekan: Infrastruktur Genosida Terstruktur
- IBM dan anak perusahaannya membantu memasang sistem biometrik dan database di West Bank, memperkuat sistem “perizinan diskriminatif”
- Caterpillar, Leonardo, HD Hyundai juga disebut ikut "mengusir warga Palestina" demi ekspansi permukiman
🎭 Satir Pedas: Big Tech Versi ‘Startup for War’
- Nilai etika? “404 Not Found.” Saat datang angka profit, nurani langsung error.
- AI digunakan untuk menyelamatkan? Tidak ada. Tapi AI untuk mengebom? “Lagipula, itu kan hanya ‘dual-use’...”
- Employee protest? Pecat! Google & Microsoft pernah membuang karyawan yang protes mendukung Palestina
📌 Kesimpulan Sinis
Big Tech = Big Profits dari konflik bersenjata.
Startup sumbangan darah: teknologi dibikin bukan untuk menyelamatkan, tapi membunuh lebih efisien.
Moralitas terlupakan—ROI dan kontrak militer jelas lebih menggiurkan.
Bayangkan tagline mereka: “Do no evil… unless itu cuan.”