Pada Jumat, 28 Maret 2025, Myanmar diguncang gempa bumi berkekuatan M7,7, yang mengakibatkan kerusakan luas dan banyak korban jiwa. Hingga 30 Maret, lebih dari 1.700 orang dilaporkan tewas, lebih dari 3.400 terluka, dan lebih dari 300 orang hilang. Rumah sakit kewalahan menangani jumlah korban yang terus meningkat.
Gempa ini adalah yang terkuat dalam seratus tahun terakhir di Myanmar, menghancurkan infrastruktur penting seperti jembatan, bandara, dan rel kereta api, yang memperlambat upaya pemulihan. Pemerintah militer Myanmar mengungkapkan kekhawatirannya akan peningkatan jumlah korban dan kesulitan yang dihadapi dalam menghadapi bencana ini.
Bantuan internasional datang dari negara-negara tetangga seperti India, China, Thailand, serta negara-negara lain seperti Malaysia, Singapura, dan Rusia. Amerika Serikat juga menjanjikan bantuan sebesar US$2 juta (Rp33 miliar). Namun, di beberapa daerah, bantuan dari pemerintah terbatas, memaksa warga untuk mengandalkan diri sendiri dalam penyelamatan.
Federasi Palang Merah memperingatkan meningkatnya kebutuhan akan bantuan kemanusiaan, terutama menjelang musim hujan yang akan datang. Pemerintah Myanmar juga meminta pemulihan cepat jalur transportasi untuk memperlancar operasi penyelamatan.