Korban tewas di Nepal bertambah menjadi 30 orang ketika pasukan militer diturunkan ke jalan-jalan ibu kota untuk meredakan demonstrasi. Sementara, jumlah korban luka mencapai lebih dari 1.000 orang per 10 September malam waktu setempat menurut laporan surat kabar The Hindu dengan mengutip Kementerian Kesehatan dan Kependudukan Nepal. Melansir The Strait Times pada Kamis (11/9/2025), pengerahan militer dimulai pada Selasa (9/9/2025) malam waktu setempat setelah Perdana Menteri Khadga Prasad Sharma Oli mengundurkan diri.
Data Bank Dunia mencatat lebih dari 20 persen dari 30 juta penduduk Nepal hidup dalam kemiskinan. Angka pengangguran pemuda diperkirakan mencapai 22 persen. Demo di Nepal yang berlanjut pada 9 September memaksa Oli mundur dan beberapa jam kemudian disusul pengunduran diri Presiden Nepal Ram Chandra Poudel. Sejumlah menteri penting di kabinetnya juga mengundurkan diri di tengah kritik atas kebijakan pemerintah yang dinilai represif. Analis menilai ketidakstabilan politik di Nepal dapat berdampak langsung pada India, mengingat kedua negara memiliki perbatasan terbuka serta hubungan erat di bidang ekonomi, keamanan, dan budaya. Di bawah kepemimpinan Oli, Nepal juga diketahui semakin dekat dengan China, sehingga memunculkan kekhawatiran bagi New Delhi terkait pengaruh rivalnya di kawasan Himalaya.
