Gunung Lewotobi, yang dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Nusa Tenggara Timur, kembali menunjukkan amarahnya hari ini. Letusan dahsyat mengubah langit Flores menjadi kelabu, dengan kolom abu yang menjulang hingga 10 kilometer ke angkasa.
Kepulan abu vulkanik dan awan panas menggulung deras dari puncak Lewotobi Laki-laki, memaksa ribuan warga di sekitarnya mengungsi ke tempat aman. Suara gemuruh letusan terdengar hingga beberapa kilometer, mengguncang tanah dan membangunkan warga dari tidur pagi mereka.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) langsung menaikkan status Lewotobi ke level IV, atau status AWAS, mengingat potensi bahaya yang sangat tinggi. Wilayah radius 6 kilometer dari kawah dinyatakan zona bahaya dan evakuasi massal pun dilakukan untuk menghindari korban jiwa.
Bandara di Maumere dan sekitarnya juga mengalami gangguan penerbangan akibat sebaran abu vulkanik yang menyelimuti wilayah tersebut. BMKG memperingatkan masyarakat untuk waspada terhadap potensi hujan abu yang bisa berdampak pada kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
Masyarakat Flores Timur yang akrab dengan alam dan cerita-cerita tentang gunung kembar Lewotobi, kini menghadapi ujian berat. Meski situasi mencekam, semangat gotong royong dan ketangguhan warga tetap menguatkan satu sama lain di tengah kepulan abu yang menutupi cakrawala.
Letusan kali ini menjadi pengingat betapa kuat dan dinamisnya alam Indonesia. Sementara langit Flores berwarna abu kelabu, harapan dan solidaritas manusia tetap menyala terang.