Perusahaan teknologi legendaris asal Jepang, Panasonic, resmi mengumumkan rencana untuk memangkas 10.000 karyawan secara global. Langkah ini jadi bagian dari upaya mereka menghadapi tekanan ekonomi dunia dan menyesuaikan diri dengan perubahan tren pasar.
Jadi, apa yang terjadi?
Panasonic lagi berusaha "berbenah" secara internal supaya bisa tetap untung di tengah tantangan zaman. Dari total sekitar 230.000 karyawan yang dimiliki, 4% akan terdampak—dengan separuh PHK dilakukan di Jepang dan separuh lainnya di luar negeri.
Fokus pemangkasan ini ada di bagian non-produksi dan penjualan. Panasonic menyebutkan bahwa mereka sedang meninjau ulang seberapa banyak tenaga kerja yang sebenarnya diperlukan untuk tetap efisien.
Padahal, perusahaan yang dulu dikenal lewat TV, radio, hingga penanak nasi ini sekarang lebih banyak bermain di sektor baterai kendaraan listrik (EV), otomotif, hingga solusi energi—termasuk jadi mitra utama Tesla.
Tapi kenyataannya, bisnis EV juga lagi lesu. Permintaan menurun, pasar berubah cepat, dan efek geopolitik seperti tarif perdagangan dari AS bikin situasi makin rumit. Di sisi lain, Panasonic juga melaporkan penurunan laba 17,5% untuk tahun keuangan yang baru berakhir, dan memprediksi penurunan lanjutan di tahun ini.
CEO Panasonic, Yuki Kusumi, menyebut langkah ini memang gak populer, tapi perlu. “Supaya kami bisa tetap kompetitif,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa Panasonic tidak tutup peluang untuk ekspansi tenaga kerja lagi di masa depan, kalau situasinya membaik.
Jadi, meski terasa pahit sekarang, langkah ini diambil dengan tujuan jangka panjang: menjaga Panasonic tetap hidup dan relevan di era yang terus berubah.
