Yahukimo Berdarah: 11 Penambang Dibantai, Sampai Kapan Negara Diam?

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
KKB Bunuh 11 Warga Pendulang Emas di Yahukimo, Korban Alami Luka Bacok hingga Tembakan

Papua kembali berduka. Dan kita semua seharusnya marah.

Sebelas warga sipil tak bersenjata, yang hanya ingin menyambung hidup dari mendulang emas, dibantai secara keji oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Mereka diserang dengan tembakan, bacokan, hingga panah. Sebagian besar tewas di tempat. Dua orang disandera, delapan lainnya masih hilang. Ini bukan konflik bersenjata—ini terorisme, dan ini pembantaian atas nama ideologi sesat.

“Ini pelanggaran HAM berat. Ini pembantaian!” tegas Brigjen Faizal Ramadhani, Kepala Operasi Damai Cartenz 2025. Tapi pertanyaannya: apa yang akan dilakukan negara selain mengecam?

Sudah Berapa Banyak Nyawa Melayang?

Setiap tahun, Papua menangis. Bukan hanya karena konflik, tapi karena ketidakmampuan negara untuk benar-benar hadir, secara adil dan tegas. Tragedi Yahukimo hanyalah satu dari rentetan kekerasan yang tak kunjung selesai. Masyarakat sipil terus menjadi korban, sementara negara sibuk menenangkan dengan retorika: "pengejaran akan dilakukan", "penyelidikan segera dimulai", "keamanan warga menjadi prioritas".

Tapi realitanya: 11 jenazah terkapar. Dan kita baru dengar setelah tragedi itu selesai terjadi.

Kita harus mulai menyebut ini apa adanya: teror bersenjata oleh separatis, bukan hanya “gangguan keamanan.” Sebab saat warga sipil diserang, disandera, dibunuh—itu bukan sekadar gangguan. Itu bentuk penghinaan terang-terangan terhadap kedaulatan negara.

Negara Harus Lebih dari Sekadar Mengecam

Kami, rakyat, sudah bosan mendengar pernyataan "mengecam dengan keras". Kami ingin:

  • Aksi nyata.
  • Pembersihan tuntas.
  • Perlindungan penuh bagi warga sipil.
  • Dan yang terpenting: keadilan ditegakkan.

Jika KKB dibiarkan terus merajalela, maka jangan salahkan rakyat jika mulai mempertanyakan: Apakah negara benar-benar serius menjaga Papua? Atau Papua hanya penting saat ada urusan politik dan investasi?

Papua Butuh Kedamaian, Bukan Pura-Pura

Operasi militer saja tidak cukup. Negara harus memikirkan akar dari semua ini: kemiskinan, ketimpangan, keterisolasian, dan propaganda separatis yang terus tumbuh karena ruang-ruang kosong yang ditinggal oleh negara sendiri.

Namun sekarang, bukan saatnya diskusi meja. Sekarang saatnya tindakan cepat, tepat, dan tegas. Kejar KKB hingga ke liang sempit mereka. Amankan para sandera. Lindungi yang masih hidup. Jangan biarkan tragedi ini hanya jadi angka statistik baru dalam laporan tahunan.

Kita Tidak Boleh Diam

Yahukimo berdarah hari ini. Besok bisa Paniai. Lusa bisa Intan Jaya. Jika negara terus lamban, maka kita sedang membiarkan kekerasan jadi normal di tanah Papua.

Dan ketika itu terjadi—bukan hanya mereka yang berdosa. Tapi juga kita semua yang memilih diam.

Logo
Copyright © 2025 Satu Berita. All rights reserved.