Akun Fantasi Sedarah Menggila, Pengawasan Siber Gagal Total!

· 3 min read
dynasty4dtoto-gifoasistogel-gif
Minta Admin hingga User Akun Fantasi Sedarah Ditindak, DPR: Pengawasan Siber Gagal!

Dunia maya Indonesia kembali diguncang fenomena mengerikan: akun-akun fantasi sedarah bermunculan dengan konten yang makin tak terkendali. Mulai dari cerita fiksi inses, ilustrasi erotis bertema keluarga, hingga roleplay antar "karakter saudara" yang terang-terangan dibagikan di media sosial. Situasi ini memantik kemarahan publik—dan sorotan tajam terhadap kegagalan pemerintah dalam mengawasi ruang digital.

Fenomena ini bukan barang baru, namun kini skala dan keterbukaannya mencengangkan. Beberapa akun bahkan memiliki ribuan pengikut dan mengklaim diri sebagai "komunitas tertutup untuk penikmat cerita tabu". Konten-konten tersebut menyasar remaja, dibungkus dengan narasi 'fantasi pribadi' dan berlindung di balik dalih kebebasan berekspresi.

Namun masyarakat tak tinggal diam. Tagar #TangkapAdminInses sempat menjadi trending di X (Twitter), disertai ribuan cuitan yang mendesak pemerintah dan platform digital untuk bertindak tegas.

“Ini sudah kelewat batas! Jangan tunggu anak-anak rusak mental dulu baru bergerak!” tulis salah satu pengguna yang viral.

DPR: Ini Alarm Bahaya Nasional!

Anggota DPR dari Komisi I meledak dalam rapat terbuka. Mereka menyebut fenomena ini sebagai “bukti nyata kegagalan total pengawasan siber” oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).

"Kalau akun mesum model begini bisa bebas eksis berbulan-bulan, pertanyaannya: ke mana semua sistem pengawasan siber kita?" tegas salah satu anggota dewan.

Tak hanya itu, DPR mendesak pembentukan patroli siber permanen yang tidak hanya responsif, tapi juga preventif. Bahkan, mereka menyarankan agar admin, pembuat konten, hingga pengikut aktif akun-akun menyimpang ini bisa dijerat pidana jika terbukti melanggar UU ITE dan perlindungan anak.

Kominfo Bungkam, Netizen Panas

Sementara itu, Kominfo belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait kasus ini. Banyak netizen menyebut instansi tersebut "baru sibuk saat viral, lalu diam saat badai reda."

Platform-platform digital seperti Instagram, TikTok, dan X juga dituding membiarkan konten semacam ini hidup terlalu lama sebelum akhirnya dihapus.

Kesimpulan:

Akun-akun fantasi sedarah bukan hanya masalah moral, tapi juga ancaman serius terhadap psikologis dan etika generasi muda. Dalam era digital seperti sekarang, kegagalan pengawasan bukan sekadar kelalaian—itu bisa menjadi bencana nasional.

Sudah saatnya pemerintah, DPR, dan masyarakat bergerak bersama. Jangan tunggu moral bangsa hancur lebih jauh.

Logo
Copyright © 2025 Satu Berita. All rights reserved.