Di tengah gunungan sampah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Kota Bekasi, Andi membuktikan bahwa limbah plastik bisa menjadi sumber penghidupan yang menjanjikan. Dari aktivitas memilah dan mengelola sampah plastik, Andi mampu meraup penghasilan hingga Rp 30 juta per bulan.
Setiap hari, Andi bergelut dengan tumpukan sampah untuk mencari plastik bernilai ekonomi. Limbah tersebut kemudian dikumpulkan, dipilah sesuai jenis, dan dijual kembali ke pengepul atau pabrik daur ulang. Meski bekerja di lingkungan yang identik dengan bau menyengat dan kondisi berat, Andi mengaku sudah terbiasa dan menjadikan pekerjaan ini sebagai sumber nafkah utama bagi keluarganya.
Penghasilan yang diperoleh Andi tidak lepas dari ketekunan dan konsistensinya dalam mengelola limbah plastik. Ia juga melibatkan beberapa pekerja untuk membantu proses pemilahan agar hasil yang didapat lebih maksimal. Menurut Andi, kunci keberhasilan adalah memahami jenis plastik yang memiliki nilai jual tinggi.
Kisah Andi menjadi gambaran bahwa sektor pengelolaan sampah, khususnya daur ulang plastik, memiliki potensi ekonomi yang besar. Selain memberikan penghasilan, aktivitas tersebut juga turut membantu mengurangi volume sampah yang menumpuk di Bantargebang.
Di balik kerasnya kehidupan di area pembuangan sampah, Andi menunjukkan bahwa limbah bisa menjadi peluang, sekaligus harapan bagi banyak orang yang menggantungkan hidup dari sektor informal pengelolaan sampah.








