Publik belakangan ini begitu terharu melihat perjuangan pesulap senior Pak Tarno yang meskipun sedang dalam masa pemulihan setelah menderita stroke, tetap berjuang keras untuk bertahan hidup. Duduk di kursi roda, Pak Tarno dengan gigih berjualan ikan cupang dan mainan di depan sekolah dasar di Jakarta, demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Namun, di balik kondisi tersebut, istri pertama Pak Tarno, Sariah, mengungkap sisi lain yang belum banyak diketahui publik tentang sosok sang suami. Dalam sebuah wawancara, Sariah membongkar fakta mengejutkan tentang sikap kasar yang sering ditunjukkan Pak Tarno selama bertahun-tahun pernikahan mereka yang sudah berlangsung selama lebih dari dua dekade.
Menurut Sariah, Pak Tarno sering kali mengungkapkan rasa tidak suka kepadanya secara terang-terangan. "Saya nggak pernah minta cerai. Malah si mas (Pak Tarno) yang suka ngomong 'Gue sudah nggak suka sama lu'," kenang Sariah dengan nada yang tenang namun penuh makna. Ia pun menanggapi pernyataan suaminya dengan kebijaksanaan, "Ya sudah kalau nggak suka, saya nggak maksa. Kalau istri mau dibuang, silakan."
Tak hanya itu, Sariah juga mengungkapkan bahwa Pak Tarno sering melontarkan kata-kata kasar yang menyakitkan, bahkan sampai terdengar oleh tetangga. "Malah kayak 'lu anjng, toll, gobl*k'," kata Sariah dengan suara yang tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa. "Itu di luar, tetangga-tetangga pada tahu."
Meski demikian, Sariah menunjukkan keteguhan hati dalam menghadapi cobaan rumah tangga yang berat. Walaupun mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan, ia tetap berusaha menjaga kehormatan rumah tangganya. "Saya belum pernah, ngegampar laki kek, toll, anjng ke laki, nggak. Saya mah tahu hukum agama, nggak mau," jelasnya dengan tegas, menegaskan prinsip hidupnya yang penuh kesabaran.
Selain itu, Sariah juga mengungkapkan bahwa Pak Tarno kerap kali menikah lagi, sebuah kenyataan yang sempat membuatnya terkejut. "Saya kagetnya 'apa benar (menikah lagi)?' Karena itu orang ngomongnya masih pelok, jalan masih digeret-geret, masih dituntun," ucap Sariah, menceritakan kekagetan awalnya. Ia bahkan sempat meragukan kebenaran kabar tersebut. "Cuma tahunya itu aja," katanya, mengisahkan bagaimana Pak Tarno sempat bercanda tentang memiliki banyak istri.
Kisah ini memberikan gambaran yang lebih kompleks tentang sosok Pak Tarno—seorang pesulap yang dikagumi banyak orang, namun ternyata memiliki sisi gelap dalam kehidupan pribadinya. Di tengah penderitaan akibat stroke, Pak Tarno tetap berjuang untuk hidup, namun sisi lain dari kehidupan rumah tangganya ternyata penuh dengan luka yang tak terungkap sebelumnya.
Sariah, meskipun menghadapi banyak cobaan, tetap memilih untuk bertahan dalam pernikahannya. Keputusannya untuk tetap bersabar dan menjaga rumah tangga adalah cerminan dari kekuatan hati seorang wanita, yang meskipun dilanda kesulitan, tetap berpegang pada prinsip hidup dan agama. Kisah mereka, yang penuh dengan cinta dan air mata, menyentuh hati banyak orang, mengingatkan kita akan pentingnya ketulusan, kesabaran, dan pengorbanan dalam menghadapi ujian kehidupan.