Dunia hiburan Indonesia kehilangan salah satu cahaya terbesarnya. Hj. Titiek Puspa, seniman legendaris, ibu bangsa, sekaligus sosok inspiratif lintas generasi, telah berpulang ke rahmatullah di usia 87 tahun. Ia menghembuskan napas terakhirnya dengan tenang di RS Medistra, Jakarta, pada pukul 16.25 WIB, setelah berjuang melawan pendarahan otak kiri.
"Meninggal dengan tenang, dengan damai. Terima kasih atas doa-doa dari sobat sejawat Eyang yang dirahmati Allah SWT dan se-Indonesia," ucap putri sulungnya, Petty Tunjungsari, dengan suara bergetar penuh cinta.
Perjalanan Terakhir Sang Legenda
Sebelum kepergiannya, Titiek sempat dirawat intensif selama belasan hari. Pingsan saat syuting di program “Lapor Pak” pada 26 Maret, ia awalnya diduga terkena stroke. Setelah diperiksa lebih lanjut, ditemukan bahwa ia mengalami pendarahan di otak bagian kiri. Sebuah kondisi yang serius, terutama mengingat usianya yang sudah lanjut.
Operasi pun dilakukan, dan menurut keterangan keluarga, berjalan lancar. Namun takdir berkata lain. Dalam diam, dalam perawatan, dalam ketenangan, sang legenda akhirnya pulang dengan damai.
Sosok yang Dicintai dan Menginspirasi
Titiek Puspa bukan hanya penyanyi dan pencipta lagu. Ia adalah simbol keteguhan perempuan Indonesia. Dalam perjalanan kariernya selama lebih dari enam dekade, ia menulis lagu-lagu yang tak hanya populer, tapi menyentuh hati dan mengandung pesan moral yang dalam—tentang cinta, kehilangan, perjuangan, dan kehidupan.
Karya-karyanya seperti “Kupu-Kupu Malam,” “Bing,” “Marilah Kemari,” hingga “Apanya Dong” telah menembus zaman, terus dikenang dan dinyanyikan oleh generasi baru. Ia juga aktif sebagai juri, pembicara, dan figur kebudayaan yang tak pernah lelah membagikan semangat positif.
“Mohon maaf apabila ada kesalahan dari Eyang Titiek Puspa selama 67 tahun beliau berkarier di negeri tercinta ini Indonesia,” ucap Petty mewakili keluarga.
Duka yang Mendalam, Cinta yang Tak Pernah Padam
Kabar kepergian Titiek sempat didahului oleh hoaks kematiannya sehari sebelumnya. Kala itu, sejumlah rekan artis—termasuk Inul Daratista—menepis kabar tersebut. “Eyang masih baik-baik saja,” katanya. Tapi kini, kabar itu benar adanya. Dan bukan hanya keluarga yang berduka, seluruh negeri menangis hari ini.
Rencananya, jenazah akan disemayamkan di Wisma Puspa, Pancoran Timur Raya, rumah yang selama ini menjadi ruang kenangan, tawa, dan cinta dalam hidup almarhumah.
Titiek Puspa Telah Tiada, Tapi Senandungnya Abadi
Indonesia kehilangan seorang legenda. Tapi lebih dari itu, kita kehilangan seorang ibu seni, seorang perempuan yang membuktikan bahwa karya, kebaikan, dan ketulusan hati bisa menjadi warisan yang tak lekang oleh waktu.
Selamat jalan, Eyang Titiek. Suaramu telah diam di bumi, tapi menggema abadi di hati kami.