Rombongan pelajar dari salah satu SMP negeri di Gamping, Sleman, menjadi korban dugaan pemerasan saat berwisata menggunakan layanan jip di kawasan Gunung Bromo. Kejadian ini viral setelah kesaksian para siswa dan pendamping tersebar luas di sejumlah grup WhatsApp.
Insiden bermula ketika para siswa menaiki salah satu jip rombongan sekolah, yakni sebuah kendaraan berwarna hitam dengan nomor polisi D 1191 CN yang dikemudikan sopir berinisial D. Salah satu siswa dalam rombongan mendadak merasa mual selama perjalanan. Tindakan itu membuat sopir menegur, mengingatkan agar tidak muntah di dalam kendaraan karena dianggap bisa mengganggu penumpang lain, terutama turis asing.
Dalam rekaman kesaksian, salah seorang pelajar menyebutkan bahwa sopir lalu meminta tambahan uang rokok sebesar Rp10.000 per orang. Namun pada akhirnya hanya satu siswa yang memberikan uang,
. Para siswa mengaku tidak nyaman dengan sikap sopir, terutama saat kendaraan melintasi jalur berkelok yang memperparah rasa pusing.
Rombongan itu menyebut bahwa jip yang mereka tumpangi berada di urutan ke-13 dalam iring-iringan kendaraan sekolah. Selain permintaan uang, perilaku sopir dinilai kurang profesional sehingga membuat perjalanan semakin tidak menyenangkan.
Ulah sang sopir mendapat sorotan dari sesama pelaku jasa wisata Bromo. Andri, salah satu sopir jip di kawasan tersebut, mengecam tindakan pungutan liar yang dilakukan oknum tersebut. Ia menilai kejadian seperti ini dapat mencoreng reputasi seluruh penyedia layanan jip wisata di Bromo dan merugikan banyak pihak.
Menurut Andri, kendaraan yang digunakan diduga berasal dari Desa Lambang Kuning, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Probolinggo. Ia menegaskan pentingnya menjaga etika pelayanan agar wisatawan tetap merasa aman dan nyaman saat berkunjung ke kawasan Gunung Bromo.
Kasus dugaan pemerasan ini kini menjadi perbincangan hangat, dan diharapkan pihak terkait dapat mengambil tindakan tegas untuk mencegah kejadian serupa terulang.








